TOKYO – Kehidupan seorang sopir truk di Tokyo berubah drastis setelah mengetahui bahwa dirinya terlahir dari keluarga berada namun tertukar dengan bayi lain sesaat setelah kelahirannya di rumah sakit pada 1953. Kasus pertukaran bayi ini baru terungkap enam dekade kemudian melalui serangkaian investigasi yang dimulai dari keraguan tiga bersaudara terhadap kakak tertua mereka.
**Awal Mula Kecurigaan**
Berdasarkan laporan South China Morning Post pada Sabtu (25/10/2025), misteri ini bermula ketika tiga pria dari keluarga kaya mulai mempertanyakan hubungan darah dengan kakak tertua mereka. Kecurigaan muncul saat terjadi perselisihan mengenai perawatan ayah mereka setelah ibu meninggal dunia.
Mereka teringat cerita sang ibu tentang pakaian bayi yang berubah setelah dimandikan perawat di rumah sakit. Untuk memastikan kebenaran, ketiga bersaudara mengambil puntung rokok milik sang kakak dan melakukan tes DNA pada 2009.
Hasil tes mengejutkan: lelaki yang selama ini mereka anggap sebagai saudara kandung ternyata tidak memiliki hubungan darah dengan mereka. Penelusuran catatan rumah sakit kemudian mengarah pada sosok pengemudi truk yang lahir hanya 13 menit lebih awal dari bayi yang dibawa pulang keluarga tersebut.
**Dua Takdir yang Berlawanan**
Pengemudi truk tersebut tumbuh dalam kemiskinan yang penuh keterbatasan. Ayah angkatnya meninggal saat ia masih kecil, rumah mereka tidak memiliki peralatan listrik dasar, dan ia terpaksa bekerja sambil bersekolah untuk bertahan hidup. Sepanjang hidupnya, ia sering mendengar komentar dari keluarga dan tetangga bahwa penampilannya berbeda dari orang-orang di sekitarnya.
Sebaliknya, pria yang seharusnya dibesarkan dalam keluarga miskin justru menikmati kehidupan mapan di keluarga kaya. Ia mendapat pendidikan tinggi dan akhirnya memimpin sebuah perusahaan. Ketiga adik “angkat”nya pun menjalani karier sukses sebagai profesional di sektor korporasi.
Kedua kehidupan yang saling tertukar ini berjalan tanpa ada yang menyadari selama enam puluh tahun.
**Keputusan Pengadilan dan Kompensasi**
Menurut laporan Independent pada 26 November 2013, setelah kebenaran terungkap, kedua orang tua kandung sopir truk tersebut sudah lama meninggal. Ia tidak pernah berkesempatan bertemu atau berbicara dengan mereka.
Pada 2013, Pengadilan Distrik Tokyo memutuskan bahwa rumah sakit San-Ikukai bertanggung jawab atas pertukaran bayi dan memerintahkan pembayaran kompensasi sebesar 38 juta yen. Hakim Masatoshi Miyasaka menyatakan bahwa pria tersebut telah kehilangan kesempatan tumbuh dalam lingkungan yang lebih stabil secara finansial, sehingga berhak mendapat ganti rugi.
**Pergolakan Emosional**
Meskipun mengaku terpukul dan sempat menangis setiap kali melihat foto orang tua biologisnya, sopir truk tersebut tetap menghormati ibu angkat yang membesarkannya – seorang perempuan yang berjuang sendirian tanpa pernah mengeluh.
“Saya tidak bisa langsung menerima kenyataan ini. Saya terus bertanya-tanya seperti apa hidup saya jika kebenaran diketahui sejak awal,” ungkapnya.
**Rekonsiliasi Keluarga**
Setelah menghadapi guncangan emosional, kedua keluarga kini telah menjalin hubungan baik, termasuk dengan pria yang selama ini “mengambil” tempatnya di keluarga kaya. Proses rekonsiliasi ini menjadi babak baru dalam kehidupan semua pihak yang terlibat.
**Fenomena Global Bayi Tertukar**
Meskipun kasus bayi tertukar bukan hal baru, durasi 60 tahun yang dibutuhkan untuk mengungkap kebenaran ini menjadikannya salah satu kisah paling mencengangkan. Kasus ini kembali mendapat perhatian bersamaan dengan munculnya beberapa kisah serupa di China mengenai anak-anak yang diculik atau tertukar sejak kecil dan kemudian dipertemukan kembali dengan keluarga kaya mereka.
Salah satu kisah yang juga menjadi sorotan adalah Xie Qingshuai yang kembali ke ayah kandungnya, seorang multijutawan, dan disambut dengan pemberian tiga unit apartemen sebagai hadiah reuni.
**Dampak Sosial dan Psikologis**
Kasus ini menyoroti dampak jangka panjang dari kesalahan medis terhadap kehidupan seseorang. Pertukaran bayi tidak hanya mengubah nasib ekonomi, tetapi juga identitas, hubungan keluarga, dan jalur kehidupan yang sepenuhnya berbeda.
Kisah sopir truk di Tokyo ini menjadi pengingat tentang pentingnya sistem identifikasi yang ketat di rumah sakit, terutama untuk bayi baru lahir. Kasus ini juga menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi DNA testing dapat mengungkap misteri yang terkubur selama puluhan tahun.
**Pembelajaran dari Kasus Langka**
Meskipun mendapat kompensasi finansial, kehilangan kesempatan untuk tumbuh bersama orang tua kandung dan mengalami kehidupan yang seharusnya menjadi miliknya tetap meninggalkan luka yang mendalam. Kasus ini mengingatkan kita bahwa beberapa kesalahan memiliki konsekuensi yang tidak dapat sepenuhnya diperbaiki, meski telah berlalu puluhan tahun.
Namun, kemampuan untuk memaafkan dan membangun hubungan baru dengan keluarga biologis menunjukkan resiliensi manusia dalam menghadapi situasi yang paling sulit sekalipun.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: