Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS

JAKARTA – Misi wahana antariksa Jupiter Icy Moons Explorer milik Badan Antariksa Eropa mengalami perubahan rencana mendadak untuk mengamati Komet Antarbintang 3I/ATLAS yang baru melewati perihelion. Observasi ini tidak termasuk dalam agenda awal misi yang sebenarnya ditujukan untuk mempelajari bulan-bulan es Jupiter.

Ilmuwan Proyek ESA Olivier Witasse menyatakan pengamatan ini merupakan kejutan bagi seluruh tim. “Semua kampanye ini tidak terduga bagi semua orang! Untuk JUICE, memang kami berada dalam fase pelayaran di mana terdapat batasan termal, karena relatif dekat dengan Matahari,” ungkap Witasse kepada IFLScience.

**Posisi Strategis di Ruang Angkasa Dalam**

Komet misterius dari luar Tata Surya ini baru saja mencapai titik terdekatnya dengan Matahari dan kini terhalang silau bintang induk, membuatnya sulit diobservasi dari Bumi. Namun, posisi JUICE yang sedang dalam perjalanan menuju Jupiter memberikan keuntungan unik untuk mengamati 3I/ATLAS pasca-perihelion.

Wahana JUICE saat ini berada dalam fase pelayaran lambat dan hemat bahan bakar menuju Jupiter dengan perkiraan kedatangan pada awal dekade 2030-an. Lokasi wahana di ruang angkasa dalam, jauh dari gangguan cahaya Matahari, menjadikannya platform ideal untuk observasi komet.

**Keputusan Spontan untuk Sains Ekstra**

Meskipun tidak ada aktivitas muatan ilmiah yang dijadwalkan pada periode ini, tim memutuskan menyiapkan rencana pengamatan tambahan mengingat nilai unik data yang dapat diperoleh dari objek antarbintang yang langka.

Witasse menekankan keputusan ini diambil karena kesempatan observasi yang sangat istimewa. “Kami berada jauh dari komet, tetapi ini tetap merupakan peluang besar untuk mempelajari komet pada periode aktivitas maksimumnya setelah melewati Matahari.”

**Observasi Multi-Instrumen dari Jarak 64 Juta Kilometer**

JUICE akan mengamati komet 3I/ATLAS dalam dua sesi observasi antara 2 dan 25 November 2025. Jarak terdekat wahana dengan komet terjadi pada 4 November, mencapai 64 juta kilometer atau sekitar 0,428 Satuan Astronomi.

“JUICE mengamati 3I/ATLAS dua kali, antara 2 dan 25 November. Kami akan menggunakan lima instrumen: kamera, instrumen pencitraan inframerah dekat, spektrometer UV, instrumen sub-milimeter, dan sensor untuk mencitrakan atom netral,” jelas Witasse.

**Tantangan Transmisi Data dari Ruang Jauh**

Keterbatasan posisi JUICE relatif terhadap Bumi menciptakan kendala signifikan dalam transmisi data. Laju pengiriman data yang sangat rendah membuat hasil observasi baru akan tersedia pada Februari 2026.

“Karena posisi Juice relatif terhadap Bumi, laju data sangat rendah. Kami memperkirakan data baru akan diunduh pada Februari 2026, jadi kami perlu sedikit bersabar,” terang Witasse.

**Kolaborasi Multi-Misi ESA**

Selain JUICE, misi ESA lainnya yang tidak berada di Bumi, termasuk wahana yang mengorbit Mars, juga telah melakukan pengamatan komet 3I/ATLAS. Koordinasi multi-platform ini memberikan perspektif observasi yang komprehensif.

**Peluang Observasi Bumi Meningkat**

Kabar menggembirakan bagi astronom Bumi adalah komet kini mulai menjauh dari Matahari sementara Bumi bergerak ke arahnya. Kondisi ini akan meningkatkan peluang observasi menggunakan teleskop berbasis Bumi di masa mendatang.

**Signifikansi Ilmiah Komet Antarbintang**

Pengamatan komet 3I/ATLAS memiliki nilai ilmiah luar biasa karena objek ini berasal dari luar Tata Surya dan membawa informasi tentang komposisi dan kondisi ruang antarbintang. Data yang dikumpulkan JUICE dapat memberikan wawasan tentang formasi dan evolusi sistem planet lain.

**Fleksibilitas Misi Eksplorasi Antariksa**

Adaptasi rencana JUICE untuk mengamati 3I/ATLAS mendemonstrasikan fleksibilitas misi eksplorasi antariksa modern dalam memanfaatkan peluang sains tak terduga. Kemampuan wahana untuk melakukan observasi tambahan di luar misi utama menambah nilai ilmiah perjalanan antariksa.

**Kompleksitas Operasional Ruang Jauh**

Operasi JUICE dalam mengamati komet menyoroti kompleksitas manajemen misi di ruang jauh, termasuk pertimbangan termal, konsumsi bahan bakar, dan optimalisasi penggunaan instrumen ilmiah di luar jadwal yang telah direncanakan.

**Periode Aktivitas Maksimum Komet**

Waktu observasi JUICE bertepatan dengan periode aktivitas maksimum komet setelah melewati perihelion, memberikan kesempatan untuk mempelajari proses sublimasi dan pembentukan koma serta ekor komet dalam kondisi optimal.

**Kontribusi untuk Pemahaman Komet Primitif**

Data yang akan diperoleh JUICE dapat memberikan kontribusi signifikan untuk pemahaman tentang komet primitif dan material building blocks awal sistem planet, mengingat 3I/ATLAS kemungkinan mengandung material yang belum terkontaminasi radiasi Matahari dalam waktu lama.

**Sinergi dengan Observasi Teleskop James Webb**

Pengamatan JUICE akan melengkapi observasi yang telah dilakukan Teleskop James Webb sebelumnya, yang mengungkap kerak radiasi kosmis yang menyelimuti komet 3I/ATLAS selama miliaran tahun perjalanannya di ruang antarbintang.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Nat Geo: Atlas Dunia

Ensiklopedia Saintis Junior: Bumi

Nat Geo Atlas Antariksa